Rabu, 14 Desember 2016

Ikatan Guru Indonesia

Awalnya saya bergabung sebagai anggota Ikatan Guru Indonesia (IGI) adalah karena adanya “kekecewaan”  terhadap mutu workshop atau sejenisnya yang beberapa kali saya ikuti. Sering kali di undangan disebutkan workshop akan berlangsung jam 08.00-17.00 WIB. Padahal kenyataannya berlangsung mulai jam 10.00-15.00, di samping itu mutu workshopnya sering asal-asalan misalnya peserta yang tidak datang pun bisa dapat sertifikat. Belum lagi sebagai guru “anak bawang” saya hampir tidak pernah menjadi utusan sekolah sebagai peserta pelatihan. Yang saya ingat mulai tahun 2004 s/d 2011 saya baru 1 kali sebagai peserta workshop utusan sekolah dan 1 kali thn 2007 ikut seminar dengan biayasendiri Rp. 100.000,-
Keinginan untuk mencari tempat meningkatan kompetensi yang murah, meriah tapi berbobot pun akhirnya didapat setelah seorang teman lama mengenalkan saya kepada IGI sekitar bulan Pebruari 2016. Sebelumnya saya wanti-wanti ke teman bahwa kalau organisasi ini sama aja dengan yang lain di kemudian hari saya akan keluar aja. Si teman dengan beraninya menjamin bahwa IGI pasti beda dengan yang lain dari segi kontinunya tiap pelatihan dan kedisiplinan pelatihan tersebut. Rasa penasaran saya semakin mendalam kenapa teman saya ini begitu berani menjamin mutu pelatihan yang ada di IGI.
Beberapa seminar IGI dan kerjasamanya dengan lembaga lain pun saya ikuti dan saya benar-benar rasakan di IGI sangat beda dengan yang lainnya. Akhirnya atas saran dari IGI Wilayah Sumatera Utara kamipun memberanikan diri mendirikan IGI Cabang Tanah Karo.
Sedikit kilas balik sebagai bukti kedisiplinan di IGI; pernah diadakan workshop melalui vicon (video conference) tentang media pembelajaran Edmodo tapi karena mati listrik lebih 4 jam di daerah saya (warnet tidak ada yang pakai genset) dan sekali lagi karena ada urusan pribadi, maka saya 2 kali alpa di workshop tersebut. Seluruh PR saya kerjakan dan kirim tapi saya tetap dinyatakan tidak lulus. Awalnya kecewa dan dongkol juga tapi akhirnya saya mengerti inilah namanya keisiplinan ala IGI.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar